Beberapa tahun silam diadakan pertemuan para
salesman di kota Chicago selama beberapa hari. Usai penutupan pertemuan
tersebut, para manager sales dari berbagai kota di Amerika itu buru-buru
menuju pelabuhan udara. Pertemuan yang
sempat molor lumayan lama itu rupanya membuat para manager sales ini
harus bergerak cepat agar jangan sampai ketinggalan pesawat yang
tiketnya telah mereka beli.
Para manager sales yang
terburu-buru itupun berlari-lari menerobos pintu airport. Sayangnya
salah satu dari mereka secara tidak sengaja menendang sebuah meja yang
digunakan untuk menjual apel. Seketika itu juga, apel-apel di atas meja
tersebut berhamburan ke mana-mana. Tampak tidak seorang pun dari para
manager sales itu yang menghentikan langkahnya. Semua tampak
tergesa-gesa memasuki pesawat yang bersiap untuk tinggal landas itu.
Namun ada satu yang berhenti. Ia kemudian menghela napas panjang dan
bergumul dalam hatinya. Ia merasa kasihan terhadap gadis penjual apel
tersebut. Ia meminta rekan-rekannya untuk meninggalkannya di situ. Tidak
lupa ia juga menyampaikan pesan agar salah satu rekannya mengabarkan
kepada istrinya bahwa ia terpaksa mengambil penerbangan selanjutnya.
Ia kemudian kembali ke tempat di mana apel tadi berceceran. Seketika
itu juga hatinya trenyuh mengetahui bahwa gadis penjual apel itu buta.
Gadis berumur sekitar 16 tahun itu sedang menangis tersedu-sedu sambil
berusaha mengumpulkan apelnya yang berceceran di lantai. Tampak betapa
sulitnya gadis ini berusaha meraih apel di tengah-tengah orang yang
bersliweran di jalan itu. Tidak terlihat satu pun orang yang berhenti
dan membantunya. Tidak seorang pun peduli kepada gadis buta ini.
Sang manager ini kemudian berlutut di sampingnya dan membantu sang
gadis mengumpulkan apel-apelnya. Ia juga membantu sang gadis ini
memasukkan apel tadi ke dalam keranjang dan sebagian lainnya dipajang di
meja seperti semula.
Sang manager sales ini kemudian melihat
bahwa banyak sekali apel yang rusak akibat jatuh dan terinjak orang.
Apel-apel yang rusak ini kemudian dipisahkannya ke keranjang lainnya. Ia
juga memberikan uang sebanyak 20 dolar kepada sang gadis buta, penjual
apel ini. "Ambillah uang ini sebagai ganti atas apel yang rusak",
katanya.
Kemudian ia memandangi wajah gadis tersebut dengan
penuh rasa empati dan bertanya, "Kamu baik-baik saja kan?" Sang gadis
itu mengangguk dan masih berlinang air mata. Sang manager ini
melanjutkan kalimatnya, "Saya berharap kejadian ini tidak merusak
keceriaanmu hari ini."
Ketika pria ini mulai beranjak pergi,
gadis penjual yang buta ini memanggilnya, "Tuan..." Sang manager ini
berhenti, dan menoleh ke belakang untuk menatap kedua mata gadis yang
buta itu. Gadis ini melanjutkan, "Apakah engkau ini Yesus?"
Sang manager ini begitu terpana. Kemudian dengan langkah yang lambat ia
berjalan masuk untuk mengejar penerbangan berikutnya. Dan pertanyaan itu
terus menerus berbicara di dalam hatinya, "Apakah engkau Yesus?"
Matius 5:16
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Sabtu, 20 Juli 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar