Beberapa waktu yang lalu muncul berita menghebohkan tentang penemuan
Injil yang katanya ditulis oleh Yudas Iskariot. Tulisan itu mengagungkan
Yudas sebagai sahabat yang paling karib dari Yesus, bukan sebagai
pengkhianat seperti yang diberitakan oleh Injil Kanonik (Matius, Markus,
Lukas, Yohanes). Barth Ehrman, dalam bukunya “Misquoting Jesus”,
menyatakan bahwa Injil ini merupakan penemuan historis terbesar di abad
20. Mengomentari penemuan tersebut, para penentang Injil ada yang
langsung mengatakan bahwa Injil yang ditemukan ini adalah Injil yang
asli, Injil yang sebenarnya harus dipercayai oleh orang Kristen. Namun
benarkah hal itu? Apakah Injil Yudas adalah Injil asli yang lama hilang,
yang kini telah ditemukan kembali? Sebetulnya kitab “Injil Yudas” (IY)
ditemukan secara tidak sengaja oleh petani sederhana di Al-Minya, Mesir
sekitar tahun 1970-an, setelah 1700 tahun berada di padang pasir, dalam
bentuk manuskrip papirus yang dijilid dengan kulit. Papirus itu sudah
terpecah-pecah dan beberapa bagiannya hilang dan rusak parah dimakan
waktu. Kodeks (kumpulan tulisan yang dijilid) ini kemudian disebut
sebagai kodeks Tchacos karena dimiliki oleh seorang pedagang antik yang
tinggal di Swiss bernama Frieda Tchacos Nussberger, sebelum diserahkan
ke museum Koptik di Kairo, Mesir. Kodeks Tchacos ini terdiri dari empat
tulisan berbahasa Koptik, yaitu:
1. Surat Petrus kepada Filipus, yang juga ditemukan di Nag Hamadi (kodeks VIII).
2. Naskah Yakobus, versi lain dari Wahyu Pertama Yakobus dari kodeks V Nag Hamadi.
3. Injil Yudas.
4. Kitab Allogenes (si orang asing), julukan untuk Set, anak Adam dan Hawa.
Penemuan naskah berfaham gnostik ini melengkapi penemuan pada tahun 1945
di Nag Hamadi, di tepi sungai Nil Mesir. Saat itu kaum fellahin
(petani) setempat menemukan 13 buah kodeks papirus yang dijilid dengan
sampul kulit (perkamen), dalam bejana. Seluruhnya terdiri dari 52
traktat gnostik. Menurut Rodolphe Kasser, ahli sastra dan budaya Kopt
yang memimpin tim restorasi naskah kodeks Tchacos, kodeks ini aslinya
terdiri atas 66 halaman, tetapi ketika tiba di pasar tahun 1999, hanya
26 halaman yang tersisa, sebagian karena beberapa halaman telah diangkat
dan dijual. Namun dari waktu ke waktu, halaman-halaman yang hilang ini
berhasil diidentifikasikan dan dikumpulkan. Sebagian dari teksnya
berhasil direkonstruksikan dan diterjemahkan atas biaya National
Geographic ke dalam bahasa Inggris pada bulan April 2006, sedangkan
terjemahannya dalam bahasa Indonesia diterbitkan Gramedia pada akhir
Juni 2006. Setelah dilakukan penelitian yang seksama dengan teknik
radiokarbon yang dilakukan oleh Timothy Jull dan tim, ahli penetapan
tanggal dengan radiokarbon di pusat fisika Universitas Arizona USA,
diketahui naskah berbahasa Koptik ini ditulis antara tahun 220-340 M.
Ini berarti sekitar 200-300 tahun setelah tanggal kebangkitan Yesus
menurut Alkitab. Tidak diketahui dengan pasti kapan manuskrip asli IY
ditulis.Ada yang menyatakan bahwa naskah asli IY ditulis dalam bahasa
Yunani sekitar tahun 140-160 M. Yang jelas, dari waktu penulisannya,
hampir dapat dipastikan bahwa pengarang IY bukanlah Yudas Iskariot!
ISI DAN AJARAN DALAM INJIL YUDAS
IY adalah kitab yang sarat dengan ajaran gnostik (Yun: gnosis =
pengetahuan), yaitu ajaran mistik yang berkembang sekitar abad 2-3 M di
sekitar Palestina, yang menyatakan bahwa mereka mengetahui rahasia ilahi
yang tidak diketahui sembarang orang, yang bisa membawa keselamatan.
Ajaran gnostik ini bertentangan dengan ajaran Kristen yang berlandaskan
Alkitab.
1. Ajaran tentang Allah dan dunia.
Menurut faham gnostik, Allah yang tertinggi itu bersifat rohani semata,
yang tidak berhubungan sama sekali dengan alam materi. Dia kemudian
melakukan pancaran ilahi (emanasi) yang dikenal sebagai aeon-aeon. Salah
satu aeon, atau dewa yang lebih rendah inilah yang kemudian menciptakan
dunia kebendaan. Tujuannya adalah untuk mewadahi “percikan api ilahi”
dari ‘alam atas’ yang masuk ke dunia materi karena “kecelakaan kosmik”.
Unsur ilahi ini diletakkan dalam tubuh manusia untuk sementara waktu,
hingga unsur ilahi itu bisa kembali ke alam atas. Ada beberapa orang
(tidak semua) yang memiliki unsur ilahi di dalam diri mereka yang tidak
dapat mati, yang untuk sementara waktu terpenjara di dalam dunia
kebendaan. Jiwa ini perlu membebaskan diri untuk kembali ke alam ilahi
yang merupakan asal-usul mereka. Manusia yang tidak memiliki percikan
api ilahi seperti halnya binatang, akan mati dan lenyap. Menurut gnostik
Kristen, dunia ini bukan diciptakan oleh Allah yang Mahatunggal dan
Benar itu, tapi oleh demiurgos (dewa yang lebih rendah) yang inferior
bahkan bodoh. Banyaknya bencana alam menunjukkan hal ini dan membuktikan
dunia itu tidak baik. Sesembahan yang menciptakan dunia ini mereka
samakan dengan Allah Perjanjian Lama (PL), yang sebetulnya tidak boleh
dipuja, malah harus dihindari agar kita bisa membebaskan jiwa yang
terkurung dalam tubuh dan kembali ke alam ilahi. Para sesembahan dunia
ini mencakup El (Allah PL), lalu pembantunya, Nebro, yang juga disebut
Yaldabaoth, yang ternoda darah dan namanya berarti “berontak” dan
Saklas, yang berarti “bodoh” . Saklas, si tolol, dikatakan sebagai
pencipta umat manusia menurut citranya. IY mencatat, “Kemudian Saklas
berkata kepada para malaekatnya, ‘Marilah kita menciptakan umat manusia
seturut dengan kemiripan dan citra[nya]. Mereka membentuk Adam dan
istrinya, Hawa …”
2. Ajaran tentang pribadi Kristus.
Penganut gnostik menganggap bahwa Yesus datang ke dunia dengan tubuh
maya (semu), sehingga tidak bisa merasa sakit, dll. IY mengajarkan,
Kristus itu bukan putra Allah PL, Ia juga bukan manusia dari darah dan
daging, tetapi salah satu aeon (dewa) yang datang dari alam atas sana,
dan hanya karena penampakannya saja maka kita mengenal dia dalam wujud
manusia. Dia adalah pribadi “doketik” (Yun: dakeo = rupanya/tampaknya),
roh yang menampakkan diri dengan mengenakan jasad manusiawi, untuk
mengajar mereka yang memiliki percikan ilahi di dalam diri mereka
mengenai kebenaran-kebenaran rahasia yang mereka perlukan bagi
keselamatan mereka. Beberapa naskah gnostik menyebutkan Yesus dapat
menampakkan diri sebagai orang yang sudah tua atau sebagai anak-anak
secara bersamaan kepada orang yang berbeda. IY mencatat, “Seringkali di
hadapan para muridnya dia tidak menampakkan diri sebagaimana wujudnya,
melainkan hadir di antara mereka sebagai seorang anak.” Dalam bagian
awal IY yang berjudul “Yesus berbicara dengan Para Murid: Doa Syukur
atau Ekaristi”, dicatat: Ketika dia [mendekati] para muridnya, [34] yang
berkumpul, duduk dan memanjatkan doa syukur atas roti, [dia] tertawa.
Para murid berkata kepada [nya], “Guru, kenapa engkau menertawakan doa
syukur [kami]? Kami melakukan sesuatu yang benar.” … Perihal Yesus yang
menertawakan ketidaktahuan muridnya itu jelas adalah rekaan gnostik,
aliran bidat yang mengaku memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dari
yang dimiliki oleh jemaat Kristen umumnya. Untuk itu mereka menyusun
Injil-injil sendiri. Yang sudah dikenal lebih dahulu antara lain Injil
Filipus, Injil Maria Magdalena, Injil Tomas dan Wahyu Petrus. Dalam
Wahyu Petrus, lebih seru lagi, diwartakan bahwa ketika dipaku di salib
Yesus malah tertawa-tawa, karena tidak merasa sakit. Tertawa dalam
pandangan gnostik adalah cara untuk menanggapi kebodohan orang yang
tidak bergnosis. IY selanjutnya mencatat perkataan murid-murid Yesus,
“Guru, engkau adalah [...] putra sesembahan kami.” Yesus bersabda kepada
mereka, “Bagaimana kalian mengenal aku? Sesungguhnya [aku] berkata
kepadamu, tiada generasi manusia yang berada di antara kalian akan
mengenal siapa sesungguhnya aku.” Ucapan Yesus yang menyatakan bahwa dia
bukan putra Allah yang disembah para murid, membuat mereka marah. IY
mencatat, “Ketika para muridnya mendengar hal itu, mereka menjadi marah,
berang, dan mulai menghujat dia di dalam hati mereka. Ketika Yesus
melihat bahwa mereka tidak memahami maksudnya, dia [bersabda] kepada
mereka, “Kenapa ucapan itu membuat kalian marah? Sesembahan kalian yang
berada di dalam diri kalian dan {…} [35] telah membuat kalian marah [di
dalam] hati kalian.” Jadi para murid tidak mengetahui siapa Yesus itu
sesungguhnya. Mereka menyembah sesembahan yang ternyata bukan Bapa dari
Yesus, yaitu Allah yang Benar. Yudas, satu-satunya orang yang memahami
kebenaran itu, menyatakan “Saya tahu siapa engkau sesungguhnya dan dari
mana asalmu. Engkau berasal dari alam yang tak mengenal kematian, tempat
kediaman Barbelo. Dan saya tak pantas mengucapkan nama Dia yang telah
mengutusmu” (ay. 35). Barbelo adalah istilah yang tidak dikenal dalam
injil kanonik, tapi merupakan tokoh penting dalam aliran gnostik.
Barbelo adalah salah satu dari dewa yang ada di alam kesempurnaan Allah
yang Benar. Dari sanalah Yesus berasal, bukan dari dunia yang diciptakan
oleh dewa yang lebih rendah, tempat kita berada sekarang ini. Ada
konsep tritunggal gnostik yaitu ‘Bapa, Barbelo, Autogenes’. Bapa disebut
sebagai Roh Agung, cahaya murni yang tidak dapat dilihat. Barbelo
ditampilkan dalam peran Ibu Surgawi, sedangkan Autogenes (terjadi dengan
sendirinya) bisa dianggap ilah indipenden tetapi merupakan generasi
yang lebih rendah dari Barbelo, atau merupakan keturunan Barbelo, yang
kemudian menampakkan diri dalam rupa Yesus.
3. Ajaran tentang keselamatan
IY menekankan pentingnya gnosis, atau pengetahuan mistik rahasia/gaib
yang hanya diketahui orang-orang tertentu. Keselamatan itu tidak
disebabkan karena perbuatan baik atau beriman kepada Kristus sang
Penebus, melainkan dengan cara mengetahui kebenaran mengenai Allah yang
Benar, mengenai dunia, dan mengenai siapa sebenarnya diri sejati kita:
asal-usulnya, bagaimana kita sampai ada di dunia ini, dan bagaimana kita
bisa kembali ke kediaman surgawi kita. Menurut paham gnostik, dunia
kebendaan kita ini bukan merupakan rumah kita. Kita terperangkap dalam
tubuh ragawi dan perlu membebaskan diri. Menurut gnostik Kristen,
Kristus membawa pengetahuan rahasia itu. Dia adalah guru pembimbing yang
mewahyukan kebenaran itu kepada manusia, sehingga manusia mengalami
pencerahan melalui pengetahuan rahasia itu dan jiwa mereka terbebas dari
belenggu tubuhnya. . Menurut IY, ajaran eksklusif ini hanya diberikan
oleh Yesus kepada Yudas saja karena ia istimewa. IY mencatat: Karena
tahu bahwa Yudas memantulkan dalam dirinya sesuatu yang mulia, Yesus
berkata kepadanya, “Jauhilah yang lain, dan Aku akan memberitahukan
kepadamu misteri-misteri kerajaan.”
4. Ajaran tentang pribadi Yudas Iskariot
Kitab-kitab Injil Kanonik melihat Yudas Iskariot sebagai pengkhianat
hina karena menyerahkan Yesus kepada pemerintahan Romawi yang kemudian
menyalibkannya. Namun IY justru mempunyai pandangan positif tentang
pribadi Yudas Iskariot. Menurut IY, Yudas adalah satu-satunya murid yang
diberi pewahyuan rahasia tentang siapa sesungguhnya Yesus, karena dia
satu-satunya dari keduabelas murid yang memiliki percikan api ilahi.
Para murid Yesus lainnya justru tidak mengerti Injil yang benar. Dalam
IY dicatat, “Kisah rahasia mengenai pewahyuan yang diucapkan oleh Yesus
dalam pembicaraannya dengan Yudas Iskariot selama seminggu, tiga hari
sebelum dia merayakan Paskah” Murid-murid lain menyembah Allah PL, bukan
Allah yang Benar, dan karenanya mereka tiada lain adalah “para pelayan
kesesatan”. Mereka akan menolak Yudas, seperti yang Yudas lihat dalam
penglihatannya bahwa murid-murid yang lain itu merajamnya dengan batu
sampai mati. Namun Yudas akan diselamatkan, kendati dia akan banyak
berduka karena penolakan itu. IY mencatat, “Yesus menjawab dan bersabda,
“Kau akan menjadi yang ketigabelas, dan kau akan dikutuk oleh
generasi-generasi lain – dan kau akan datang untuk menguasai mereka.
Pada akhir zaman mereka akan mengutuk kenaikanmu [47] ke [generasi] yang
kudus.” Menurut kaum gnostik, pada akhirnya semua orang akan
menanggalkan segala sesuatu yang fana untuk membebaskan jati diri rohani
yang ada dalam diri mereka, dan jiwa mereka menjadi bebas. Dalam IY ada
pengorbanan yang dituntut oleh Yesus dari muridnya yang paling memahami
dirinya. Yesus meminta agar Yudas Iskariot membantu Dia untuk
membebaskan diri dari tubuhnya yang fana, dengan jalan menyerahkan Yesus
kepada penguasa dunia. Yesus berkata kepada Yudas, “Engkau akan lebih
besar daripada mereka semua; karena engkau akan mengorbankan wujud
manusia yang meragai diriku.” (56). Yudas tidak bisa tidak melakukan apa
yang diminta oleh Yesus, maka dia “mengkhianati” Yesus. Jadi Yudas
sebetulnya adalah pahlawan yang disalahmengerti oleh yang lain. Dia
menyerahkan Yesus justru sebagai wujud ketaatannya kepada perintah Yesus
dan bukan sebagai pengkhianatan. Inilah “kabar gembira” yang diwartakan
oleh Injil Yudas.
SIKAP KITA TERHADAP INJIL YUDAS
Irenaeus, uskup dari Lyon, yang adalah murid Polikarpus (Polikarpus
adalah murid rasul Yohanes), sekitar tahun 180 M. telah menulis buku:
Adversus Haereses (Melawan Kaum Bidat) yang menyatakan IY itu sesat
karena tidak mengandung fakta sejarah dan mengandung ajaran gnostik..
Menurut Irenaeus, pengarang Injil Yudas adalah para pengagum Kain,
saudara Habil. Paham mereka disebut Kainit, dan aliran ini oleh Irenaeus
dituduh sebagai sekte yang menokohkan figur-figur yang terkenal jahat
di dalam Alkitab, termasuk Kain, Esau, Korah, orang-orang Sodom, dan
Yudas Iskariot. Mengapa mereka dianggap pahlawan? Karena mereka percaya
bahwa Allah PL bukan Allah yang Benar yang harus disembah. Mereka
menentang perintah Allah PL bahkan secara ekstrim secara etis. Segala
sesuatu yang diperintahkan oleh Allah PL justru mereka tentang, dan
segala sesuatu yang dilarang justru mereka anjurkan. Bila Allah PL
menganjurkan untuk memuliakan hari Sabat, tidak makan babi dan tidak
melakukan perzinahan, mereka malah mengabaikan Sabat, makan daging babi
dan melakukan perzinahan! Dengan pandangan yang terbalik ini tidak heran
bila mereka menganggap orang yang dinyatakan sebagai musuh Yesus (dalam
hal ini: Yudas Iskariot) sebagai sekutunya yang paling besar. Ajaran
gnostik dalam IY ini jelas bertentangan dengan ajaran Alkitab, yang
mengajarkan antara lain: dunia ini diciptakan oleh Allah yang benar dan
mahabaik, Allah PL dan Allah PB adalah pribadi yang sama, keselamatan
diperoleh karena beriman kepada penebusan Yesus Kristus, dan Yudas
Iskariot adalah seorang pengkhianat. Pada masa kini tidak ada bukti
historis lain yang cocok dan mendukung isi IY ini. IY juga tidak
mengubah bukti-bukti yang didukung oleh teks-teks asli yang
dikanonisasikan sebagai Alkitab Kristen, sehingga ajaran yang terkandung
di dalam IY tidak dapat dipegang sebagai pokok kepercayaan Kristen yang
benar. Sebetulnya IY bukanlah satu-satunya injil gnostik. Banyak injil
gnostik lain yang telah ditemukan, dan siapa tahu kapan-kapan ditemukan
lagi injil-injil gnostik yang lain. Sebab dalam rangka menarik orang
untuk memercayai keyakinan gnostik, bidat ini telah menyusun banyak
“injil” yang mencatut nama-nama rasul dan murid Yesus. Bagi kita, IY dan
juga injil gnostik lainnya hanya kepercayaan hasil imajinasi manusia
sehingga tidak perlu kita menganggapnya sebagai kebenaran.
Rasul Paulus pernah memperingatkan umat Kristen dengan tegas demikian,
“Aku heran, bahwa kamu
begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus
telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya
bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud
untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang
malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang
berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia” (Galatia 1:6-8). Amin
Jumat, 26 Juli 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar