“Jikalau dunia membenci kamu,
ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.
Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai
miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah
memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa
yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari
pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan
menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga
akan menuruti perkataanmu. (Yohanes 15:18-20)
Saksi/ kesaksian, Ibrani ‘ANA (harfiah,’menjawab’), Yunani
‘martureo’, dan kata-kata yg berakar padanya martus, marturia dan
marturion. Saksi ialah orang yg memberi kesaksian tentang sesuatu yg ia
sendiri telah melihatnya. Kesaksian adalah tanggung jawab berat,
teristimewa dalam kasus yg diancam dengan hukuman mati. Apabila terbukti
tertuduh bersalah, maka para saksi memimpin regu pelaksana hukuman mati
itu (lihat Kisah 7:58 ).
Para rasul adalah saksi-saksi utama tentang hidup dan kebangkitan
Kristus (Yohanes 21 :24; Kisah 1 :22; 2 Petra 1 :6). Dalam gereja purba
kata Yunani “martus” menjadi terbatas, terutama untuk menyebut mereka yg
setia kepada imannya kendati sampai mati sekalipun. Penggunaan kata itu
dalam arti demikian dikenal di Indonesia sebagai martir. Dalam dunia
Kristen modern, ‘kesaksian’ berarti cerita tentang apa yg dikerjakan
Kristus atas hidup seseorang, menjadi pengalaman pribadi orang itu.
Sebagian besar dari kita mungkin telah menikmati keuntungan atau
kenyamanan sebagai umat Kristiani sehingga kita seringkali melupakan
orang-orang percaya yang penuh keberanian yang sedemikian banyak telah
mempertaruhkan hidupnya demi Kekristenan. Darah para martir/saksi itu
telah mengairi ladang, menghasilkan tuaian, dan mempercepat pertumbuhan
kekristenan di seluruh dunia.
Dalam Matius 16:18 dicatat bahwa Yesus memberi tahu murid-murid, “Aku
akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut [Hades] tidak akan
menguasainya.” Tiga hal utama yang bisa dicatat dalam kata-kata Yesus
ini:
1. Kristus akan mendirikan jemaat di dunia ini;
2. Jemaat-Nya akan diserang dengan dahsyat;
3. Tidak satu pun serangan si jahat yang akan menghancurkanjemaat-Nya.
Jika menengok ke belakang sepanjang sejarah gereja, kita bisa melihat
bahwa kata-kata Yesus telah digenapi di setiap abad – sejarah gereja
yang mulia membuktikan firmanNya.
Pertama, tanpa diragukan ada gereja Kristus yang sejati dalam dunia
ini. Kedua, setiap tingkat pemimpin keagamaan dan sekuler beserta
bawahan mereka secara terbuka serta dengan kekuatan penuh dengan setiap
sarana yang licik dan penuh tipu daya dalam tindakan mereka, mencela
serta menganiaya gereja yang benar itu. Ketiga, gereja telah bertahan
dan memegang kesaksian mereka tentang Kristus melalui setiap serangan
yang dilakukan terhadapnya. Perjalanan gereja menembus badai yang
disebabkan oleh kemarahan dan kebencian yang hebat sangat mulia untuk
dilihat serta banyak kisah sejarahnya telah dicatat sehingga karya Allah
yang ajaib hanya bagi kemuliaan Kristus dan pengetahuan tentang
pengalaman para martir gereja bisa memberikan dampak yang positif bagi
para pembacanya serta memperkuat iman mereka.
Orang pertama yang menderita bagi gereja adalah Yesus sendiri – bukan
sebagai martir, tentu saja, tetapi sebagai inspirasi dan sumber semua
kemartiran. Kisah penderitaan dan penyaliban – Nya dikisahkan dalam
Alkitab dengan sangat baik sehingga kita tidak perlu menuliskannya di
sini. Cukup dikatakan bahwa kebangkitan-Nya setelah itu mengalahkan niat
orang-orang Yahudi dan memberikan keberanian serta arah yang baru; dan
menyegarkan bagi murid-rnurid-Nya. Dan setelah mereka menerima kuasa Roh
Kudus pada hari Pentakosta, mereka selanjutnya dipenuhi dengan
keyakinan dan keberanian yang mereka butuhkan untuk memberitakan
nama-Nya. Keyakinan dan keberanian mereka yang baru, benar-benar
membingungkan para pemimpin Yahudi serta mengejutkan semua orang yang
mendengarnya.
1. Stefanus
Orang kedua yang menderita dan mati bagi gereja adalah Stefanus, yang
namanya berarti “mahkota” (Kisah Para Rasul 6-8 ). Ia menjadi martir
karena memberitakan Injil kepada orang-orang yang telah membunuh Yesus
dengan setia. Mereka menjadi begitu marah mendengar hal yang ia katakan
kepada mereka sehingga mereka mendorongnya keluar kota dan melemparinya
dengan batu sampai mati. Kemartiran Stefanus terjadi 8 tahun setelah
penyaliban Tuhannya. Itu berarti kematiannya terjadi pada tahun 35 M
karena sesungguhnya Yesus dianggap lahir pada tahun 6 S.M. sekitar dua
tahun sebelum Herodes Agung mati pada tahun 4 S.M. (lihat Matius 2:16).
Kebencian yang sama akibat kebencian mereka terhadap Stefanus
menyebabkan timbulnya penganiayaan besar terhadap semua orang yang
mengaku percaya kepada Kristus sebagai Mesias. Lukas mencatat, “Pada
waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem.
Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan
Samaria.” (Kisah Para Rasul 8:1). Selama waktu itu, sekitar 2.000 orang
Kristen menjadi martir, termasuk Nikanor, satu dari tujuh diaken yang
diangkat gereja (Kisah Para RasuI6:5).
2. Yakobus
Yakobus anak Zebedeus dan Salome merupakan kakak rasul Yohanes. Ia
adalah rasul pertama yang menjadi martir dari antara 12 rasul (Kisah
Para Rasul 12:2). Ia dihukum mati sekitar tahun 44 M oleh perintah Raja
Herodes Agrippa I dari Yudea. Kemartirannya menjadi penggenapan dari hal
yang di¬ramalkan Yesus ten tang ia dan saudaranya Yohanes (Markus
10:39).
Penulis terkenal, Clemens Alexandrinus, menulis bahwa ketika Yakobus
dibawa menuju tempat eksekusinya, keberaniannya yang luar biasa
menimbulkan kesan yang mendalam pada satu orang yang menangkapnya
sehingga ia jatuh berte1ut di depan rasul itu, meminta ampun kepadanya,
dan mengaku bahwa ia adalah orang Kristen juga. Ia berkata bahwa Yakobus
jangan mati sendiri akibatnya mereka berdua dipenggal kepalanya.
Pada saat itu, Timon dan Parmenas, dua dari tujuh diaken, dihukum mati – yang satu di Filipi, yang lain di Makedonia.
3. Philipus
Ia lahir di Bethsaida, daerah Galilea. Tepat 10 tahun setelah
kematian Yakobus, pada tahun 54 M Rasul Filipus dikatakan te1ah dihukum
cambuk dan dilemparkan ke dalam penjara serta kemudian disalibkan di
Hierapolis di Phrygia.
4. Matius
Hanya sedikit yang diketahui ten tang akhir hidup Rasul Matius, kapan
dan bagaimana cara kematiannya, tetapi menurut legenda ia pergi ke
Ethiopia dan bertemu dengan Kandake (lihat Kisah Para .Rasul 8:27).
Beberapa tulisan mengatakan bahwa ia direbahkan di tanah dan dipancung
kepalanya dengan halberd (atau halbert, senjata abad ke 15 atau ke-16
yang memiliki mata pisau seperti kapak dan ujung logam yang runcing pada
ujung batangnya yang panjang) di kota Nadabah (atau Naddayar),
Ethiopia, sekitar tahun 60 M.
5. Yakobus (Kecil)
Yakobus ini adalah saudara Yesus dan penulis surat Yakobus. Ia
tampaknya menjadi pemimpin gereja di Yerusalem (lihat Kisah Para
Rasul12:27; 15:13-29; 21:18-24). Waktu dan cara kematiannya, yang tepat,
tidak diketahui dengan pasti meskipun dipercaya itu terjadi pada tahun
66 M. Menurut Flavius Josephus, ahli sejarah Yahudi, imam besar Ananus
memerintahkan agar Yakobus dihukum mati dengan dirajam batu. Namun
Hegesippus, penulis Kristen awal, mengutip ahli sejarah abad ke-3
Eusebius, berkata bahwa Yakobus dilemparkan dari menara Bait Allah.
Versi tentang kematiannya lebih lanjut menyatakan bahwa ia tidak mati
setelah dijatuhkan, jadi kepalanya dipukul dengan pentung yang lebih
padat, yang mungkin adalah pentung yang digunakan untuk memukul pakaian,
atau pukul besi yang digunakan oleh tukang besi.
6. Matias
Dipilih untuk menggantikan tempat Yudas Iskariot yang kosong, hampir
tidak ada sesuatu yang diketahui tentangnya. Dikatakan bahwa ia dirajam
batu di Yerusalem dan kemudian dipancung.
7. Andreas
Andreas adalah saudara Petrus (Matius 4,:18 ). Tradisi mengatakan
bahwa ia memberitakan Injil kepada banyak bangsa Asia dan menjadi martir
di Edessa dengan disalibkan pada kayu salib berbentuk X, yang kemudian
dikenal sebagai Salib Santo Andreas.
8. Markus
Hanya sedikit hal yang diketahui tentang Markus kecuali hal yang
tertulis dalam Perjanjian Baru tentangnya. Setelah Paulus menyebutnya
dalam 2 Timotius 4:11, ia menghilang dari pandangan. Tradisi mengatakan
bahwa ia diseret sampai tubuhnya terkoyak-koyak oleh orang Alexandria
ketika ia berbicara menentang perayaan yang khidmat untuk berhala
Serapis mereka.
9. Petrus
Satu-satunya kisah yang kita miliki tentang kemartiran Rasul Petrus
berasal dari penulis Kristen awal, Hegesippus. Kisahnya mencakup
penampakan Kristus yang ajaib. Ketika Petrus sudah tua (Yohanes 21:18 ),
Nero merencanakan untuk menghukum mati Petrus. Ketika murid-rnurid
mendengarnya, mereka memohon kepada Petrus untuk melarikan did dad kota
itu [yang diyakini Roma] dan ia melakukannya.
Namun, ketika ia sampai di pintu gerbang kota, ia melihat Kristus
yang berjalan ke arahnya. Petrus menjatuhkan diri bertelut dan berkata,
“Tuhan, Engkau mau pergi ke mana?” Kristus menjawab, “Saya datang untuk
disalibkan lagi.” Melaluinya, Petrus tahu ini waktu untuk menderita dan
mati bagi Yesus dan memuliakan Allah (Yohanes 21:19). Jadi, ia kembali
ke kota. Setelah ditangkap dan dibawa ke tempat kemartiran. Menurut St.
Jerome, ia meminta agar disalibkan dengan posisi terbalik karena ia
memandang dirinya tidak layak untuk disalibkan dalam posisi yang sama
dengan Tuhannya.
10. Paulus
Rasul Paulus dipenjarakan di Roma pada tahun 61 M dan di sana ia
menulis surat-surat dari penjara: surat Efesus, surat Filipi, dan surat
Kolose. Pemenjaraannya berakhir sekitar tiga tahun kemudian pada saat
Roma dibakar, yang terjadi pada bulan Mei tahun 64 M (lihat Kisah Para
Rasul 28:30). Sela¬rna kebebasannya yang singkat, Paulus mungkin telah
mengunjungi Eropa barat dan timur serta Asia Kecil- ia juga menulis
su¬rat kiriman pertama kepada Timotius dan surat kiriman kepada Titus.
Semula Nero disalahkan karena ia membakar kota Roma.Jadi, untuk
mengalihkan tuduhan itu darinya ia menyalahkan orang-orang Kristen.
Akibatnya, penganiayaan yang kejam mulai berkobar terhadap mereka. Pada
masa itu, Paulus ditangkap dan dimasukkan kembali ke dalam penjara Roma.
Sementara berada di penjara untuk kedua kali, ia menulis surat kedua
kepada Timotius. Itu adalah surat terakhirnya.
Tidak lama sesudahnya, ia diputuskan bersalah karena melakukan
kejahatan melawan Kaisar dan dihukum mati. Ia dibawa ke tiang eksekusi
dan dipancung. Hal itu terjadi pada tahun 66 M, tepat empat tahun
sebelum Yerusalem jatuh.
11. Yudas
Ia adalah saudara Yakobus. Ia disalibkan di Edessa, kota kuno Mesopotamia, sekitar tahun 72 M.
12. Bartolomeus
Tradisi mengatakan bahwa ia berkhotbah di beberapa negara, kemudian
menerjemahkan Injil Matius ke dalam bahasa India Timur dan
mengajarkannya di negara itu. Musuh-musuhnya bangsa kafir dengan kejam
memukuli dan menyalibkannya.
13. Tomas
Tomas memberitakan Injil ke Persia, Parthia, dan India. Di Calamina,
India, ia disiksa oleh orang kafir yang marah, tubuhnya ditusuk tombak
dan dilemparkan ke dalam nyala api oven.
14. Lukas
Lukas seorang non-Yahudi, mungkin orang Yunani. Tidak diketahui kapan
atau bagaimana ia bertobat. Ia seorang tabib di Troas dan mungkin
bertobat di sana melalui penginjilan Paulus, karena sejak di Troas ia
menggabungkan diri dengan kelompok Paulus dan mulai menempuh perjalanan
bersama mereka. Perhatikan dalam Kisah Para Rasul 16:8-10, di Troas
itulah Lukas mengubah ungkapan “mereka” menjadi “kita” dalam teks –
“Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya
tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri
di situ dan berseru kepadanya, katanya: Menyeberanglah ke mari dan
tolonglah kami! Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami
mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia karen a dari penglihatan
itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk
memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.”
Lukas pergi bersama Paulus ke Filipi, tetapi tidak dipenjarakan
bersamanya dan tidak menempuh perjalanan bersama Paulus setelah ia
dilepaskan. Ia tampaknya menjadikan Filipi sebagai rumahnya dan tinggal
di sana beberapa lama. Setelah Paulus berkunjung kembali ke Filipi
(Kisah Para Rasul 20:5-6) sekitar tujuh tahun kemudian, kita sekali lagi
berjumpa Lukas. Sejak saat itu ia sekali lagi menempuh perjalanan
bersama Paulus dan tinggal bersamanya selama perjalanannya ke Yerusalem
(Kisah Para Rasul 20:6-21:18 ).
Namun, ia menghilang sekali lagi selama pemenjaraan Paulus di
Yerusalem dan Kaisarea, serta hanya muncul kembali ketika Paulus mau
menuju Roma (Kisah Para Rasul 27:1). Ia kemudian tinggal bersama Paulus
selama pemenjaraannya yang pertama (Filemon 1:24; Kolose 4:14). Banyak
ahli Alkitab percaya bahwa Lukas menulis Injilnya dan Kisah Para Rasul
saat tinggal di Roma bersama Paulus pada masa itu. Se1ama pemenjaraan
Paulus yang kedua, Lukas tampaknya tinggal di dekat atau bersama Paulus
karena tepat sebelum kemartirannya, Paulus menulis surat kepada Timotius
dan berkata, “Hanya Lukas yang tinggal dengan aku” (2 Timotius 4:11).
Sete1ah kematian Paulus, Lukas tampaknya meneruskan pemberitaan Injil
seperti yang telah ia pe1ajari bersama Paulus. Kapan dan bagaimana
persisnya ia mati tidak diketahui. Satu di antara sumber kuno
menyatakan, “Ia melayani Tuhan tanpa gangguan karena ia tidak memiliki
istri ataupun anak; dan pada saat ia berusia 84 ia jatuh tertidur di
Boeatia (ternpat yang tidak dikenal), penuh dengan Roh Kudus.” Sumber
awal lainnya mengatakan bahwa ia pergi ke Yunani untuk memberitakan
Injil dan di sana ia menjadi martir dengan digantung pada pohon zaitun
di Atena pada tahun 93 M.
15. Simon orang Zelot
Simon Orang Zelot, menginjil di daerah Mauritania, Africa, dan juga di Britania, dimana akhirnya dia disalib pada tahun 74 M.
16 Barnabas
Rasul Barnabas, kematiannya diperkirakan tahun 73 melalui proses penganiayaan.
17. Yohanes
Rasul Yohanes, saudara Yakobus, dipercaya mendirikan tujuh jemaat di Kitab Wahyu:
Smirna, Pergamus, Sardis, Filade1phia, Laodikia, Tiatira, dan Efesus.
Dikatakan ia ditangkap di Efesus dan dibawa ke Roma tempat ia
dilemparkan ke dalam tempat penggorengan yang diisi minyak yang
mendidih, tetapi tidak melukainya. Akibatnya ia dilepaskan dan dibuang
oleh Kaisar Domitian ke Pulau Patmos, tempat ia menulis Kitab Wahyu.
Setelah dilepaskan dari Patmos ia kembali ke Efesus, temp at ia
meninggal sekitar tahun 98 M. Ia satu-satunya rasul yang tidak mengalami
kematian yang mengerikan.
Meskipun ada penganiayaan terus-menerus dan kematian yang mengerikan,
Tuhan setiap hari menambahkan jiwa-jiwa ke dalam gereja. Gereja
sekarang berakar kuat dalam doktrin rasul-rasul serta diairi dengan
limpah dengan darah orang-orang kudus. Gereja dipersiapkan untuk
menghadapi penganiayaan yang kejam yang akan datang.
(Sumber: /John Foxe, Foxe’s Book of Martyrs, Kisah Para Martir tahun
35-2001 , Andi, 2001./ http://www.hrionline.ac.uk/johnfoxe/intro.html
/Online Version : http://www.ccel.org/f/foxe/martyrs/home.html /Atau di
http://www.the-tribulation-network.com/ … rs_toc.htm)
Jumat, 26 Juli 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar