Aku terlahir dengan nama Maria Magdalena , aku memang terbilang
cantik di desa kelahiranku bethania, yang sekaligus jadi tempat
tinggalku . desa ku terletak di pinggiran ibu kota negaraku ,yakni
yerusalem . dalam era kehidupan di masa ku , para
pemimpin agamaku adalah orang orang yang terhormat yang menjadi majelis
hakim atas setiap perilaku penduduk dan masyarakat di negaraku . yah
tentu semua peraturan dan perundangan yang berlaku adalah aturan kitab
suci ku . Taurat dan zabur adalah kitab suci ku. Dan
para pemuka agamaku adalah orang orang yang sepanjang hidupnya hanya
mempelajari kitab kitab suci dan kitab kitab para nabi maupun kitab
kitab tentang sejarah perjalanan bangsaku , bangsa Israel. Mereka inilah
para hakim bagi bangsaku saat itu.
Sebenarnya
tak ingin lagi aku mengingat bagaimana kecantikanku telah membawa
diriku pada sebuah kehidupan yang aku sendiri tidak pernah bayangkan
sebelumnya. Menjadi seorang wanita di negeriku memang merupakan warga
kelas dua , bahkan kami dinyatakan tidak berhak atas warisan orang tua
kami . hanya anak anak lelaki lah yang di hitung dan di banggakan di
dalam keluarga dari bangsaku .meskipun kami adalah ibu dari anak anak
para pria sebangsa ku. perjalanan hidupku yang lalu tak akan kuceritakan
lagi , tapi kisah ku dengan seorang pria yang akhirnya menjadi tempatku
berlindung . berlindung dari rasa tidak nyaman karena di usiaku yang
masih melajang (baca: terancam tidak laku) ,maka meskipun suami orang,
pria itu menjadi sandaran bagiku dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan
hidupku.
Jujur saja kalau hanya untuk kebutuhan jasmani
sih, sebenarnya aku masih sanggup tapi untuk kebutuhan bathin dan
biologisku, aku tak sanggup mengadakannya seorang diri . demikianlah
perjalanan hidup yang secara sembunyi sembunyi ini aku jalani bersama
suami orang, pada awalnya terselubung rapi … , tapi ibarat pepatah
serapat rapatnya menyembunyikan durian …, pada akhirnya baunya akan
tercium juga. Sepandai pandai tupai melompat pada akhirnya jatuh juga.
Masa itulah saat dimana semuanya tercium ,kelak menjadi awal / babakan
baru bagi hidupku ,karena peristiwa itu telah mempertemukan aku dengan
seorang pria yang merubah hidupku , pria inilah yang akan aku ceritakan
bagaimana kisah nya .
Peristiwanya seperti ini , entah
siapa yang lengah,aku atau kekasihku , pagi itu kami tertangkap basah
sedang berselingkuh oleh orang orang di desa ku , yah kalau di jaman
anda mungkin di kenal sebagai perangkat desa atau tokoh2 agama dan tokoh
masyarakat . yah awalnya kupikir “sial benar nasibku hari itu” , karena
sesuai adat istiadat di negaraku, maka akulah yang jadi sasaran
kemarahan ,karena aku seorang gadis yang menggoda suami orang ,
sementara dia saat itu entah dimana akupun tak tahu lagi …, yang aku
tahu ,saat itu aku di giring ke tengah tengah hiruk pikuk orang di
tengah kota yang merupakan pusat keramaian di Yerusalem . Lalu iringan
itu berhenti di sebuah gedung , gedung yang menjadi tempat seluruh
bangsaku berbakti dan beribadah kepada Allahku , gedung yang kami sebut
sebagai Bait Allah.
Tubuhku yang telah ku tutupi dengan
pakaian serta dengan kerudungku menutupi wajahku kutahan dengan kedua
tanganku dari tarikan orang orang yang ingin melihat wajahku , entah
mereka hendak memastikan apakah aku seseorang yang mereka kenal atau
entah apa sebenarnya maksud mereka ingin melihat wajahku tak
kuperdulikan lagi , saat itu terasa olehku seperti dalam keadaan
telanjang bulat , rasa malu dan hina memenuhi benakku , asam lambungku
terasa di tenggorokanku merupakan efek depresi yang sangat berat , rasa
mual dan jantungku yang berdegup kencang serta pikiranku yang pasrah
pada nasib atas hukuman yang akan dikenakan padaku , yakni di rajam /
dilempar dengan batu hingga mati . penyesalan akan semua perbuatanku
saat itupun takkan mampu menolongku lagi.
Rasa penyesalan
yang mendalam saat membayangkan betapa kagetnya keluargaku di rumah
kelak, ketika mendengar apa yang menimpa diriku dan apa peristiwa yang
menjadi penyebab perjalanan hidupku berakhir …………. Ah entahlah …….. ,
aku begitu bingung dan hanya mampu menatap tanah dari pekarangan gedung
itu saat aku di serahkan kepada para pemimpin agama kami , sebegitu
bingungnya hingga aku tidak memperhatikan lagi gunjingan / cemoohan
orang orang yang ramai ketika mereka tau apa yang telah ku lakukan
setelah bertanya dari orang orang yang menangkap basah perbuatanku.
Namun
entah mengapa, sekonyong konyong suasana perlahan menjadi hening dan ku
dengar suara lantang dari salah satu pemimpin pemimpin agama ku yang
bertanya kepada seorang Pria . pada awalnya aku sudah tidak perduli lagi
pada sekelilingku selain mengasihani diriku sendiri , bahkan air mata
penyesalan ku pun seperti nya habis sudah dalam perjalan menuju kesini ,
tak ada guna membela diri lagi , akhirnya kupasrahkan pada nasib dengan
penuh kecemasan dan ketakutan membayangkan saat saat ketika batu batu
keras yang di lempar dengan kegeraman orang akan mengenai tubuhku yang
cantik ini , hancur sudah semua harapku kala itu . tetapi karena kata
kata dari pemimpin agamaku itulah, yang bertanya kepada pria tersebut
sambil mereka mendorong tubuhku hingga aku tersungkur di tengah tengah
kerumunan saat itu, yang membuat kepalaku yang tadinya tertunduk
akhirnya kuberanikan diri untuk ku angkat, dan di balik kerudungku aku
menoleh untuk melihat siapa gerangan si pria itu.
"Rabi,
perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa
dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari
perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" . sebuah pertanyaan lantang oleh pemimpin agamaku kepada pria itu.
hatiku
bertanya tanya siapakah dia yang dipanggil Rabi (guru) oleh para
pemimpin agama ku . adakah dia seorang nabi besar sekelas nabi musa yang
diberikan kitab taurat ? atau Raja yang sekaligus nabi , Nabi Daud
dengan Zaburnya ? . mengapa pula pemimpin agamaku menanyakan hal yang
sudah jelas tercantum dalam hukum Taurat pada Pria ini ?, siapakah dia ?
. kebingunganku terhapus saat ku melihat sosoknya , pria tersebut
kemudian membungkuk dan hanya menuliskan sesuatu di tanah, yang dari
tempatku tak bisa kubaca , dan bahkan beliaupun tak menjawab pertanyaan
tersebut. Namun kewibawaannya dan wajahnya yang penuh belas kasihan .
tak heran bila beliau di katakan guru, karena seumur hidupku baru kali
ini aku melihat wajah seorang pria seperti itu. wajah yang memancarkan
kelembutan dan ketegasan dari seorang Pria.
Pertanyaan
diatas sempat di ulang ulang oleh para pemimpin agamaku kepada pria
tersebut . seakan memaksa beliau untuk segera menjawab dan pertanyaan
yang berulang itu kusadari seolah ingin menjebak beliau. Karena bukankah
sudah tertulis apa yang harus di lakukan kepada seorang perempuan
seperti aku yang kedapatan berzinah ! ,yah di lempar batu … dan tak ada
gunanya bertanya pada pria ini , karena tak mungkin lah ada seorang
manusia sekelas nabi Musa sekalipun yang sanggup / boleh meniadakan apa
yang sudah tertulis dalam kitab itu bukan ?, sebenarnya tak terbersit
harapan apapun atas sandiwara konyol dari pengadilan diriku saat ini
,malah perutku kurasa semakin mual karena bukannya aku langsung di vonis
dan dihukum dan semuanya berakhir , malah sebaliknya aku masih di
pajang di tengah kerumunan dan diriku serta perbuatanku di jadikan objek
penelitian , diamati dan di pelajari bak sebuah studi kasus di hadapan
umum .(uji publik)
Namun satu hal yang pasti … kala beliau
membungkuk …aku dapat melihat dengan jelas wajah dan tangannya yang
menuliskan sesuatu di tanah , ada perasaan yang tak kukenali saat
melihat wajahnya … dan tak tahu aku harus menggambarkan apa yang
kurasakan saat itu ,dan mungkin karena posisi ku tersungkur dan beliau
membungkuk , situasi itu secara psikologis cukup menghiburku , mungkin
aku ke-ge’er-an bila menganggap beliau membungkuk karena ingin membuat
perasaanku lebih nyaman dalam keadaan seperti itu , entahlah, namun
semua itu terhenti …. Ketika pria itu sambil berdiri menjawab pertanyaan
para pemuka/pemimpin agamaku tadi , Suaranya begitu berwibawanya dan
meski terdengar keras mengumandang di tengah kerumunan itu , suara itu
juga dengan lembutnya menelusup ke setiap sanubari yang mendengarnya ,
bak pedang yang bermata dua yang memisahkan tulang dan sum sum ,
memisahkan akal pikiran dan perasaan manusia . memisahkan nalar dan
emosi , norma dan nurani.
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Ujarnya dengan lantang
lalu
beliau membungkukkan diri lagi dan kembali menulis lagi di tanah ,
suasana hening dan senyap untuk beberapa saat lamanya …. aku membungkuk
dan tertunduk karena malu dan perasaan hina dan rendah serta pasrah pada
apa yang akan menimpa ku. saat itu ku pejamkan mata ku dan ibarat
sedang mempersiapkan tubuhku untuk mulai menerima lemparan batu pada
tubuhku , aku meringkuk di antara kedua pahaku melindungi kepalaku ……. ,
namun suasana hening dan tak ada satupun batu yang di lemparkan kepada
tubuhku . lalu perlahan kudengar langkah berbalik menjauh dari setiap
orang yang ada dalam kerumunan itu . mulai dari yang tertua dengan
langkah yang berat dan sedikit terseok , hingga yang muda …. Dan
akhirnya tinggal kami berdua , dan dalam keadaan membungkuk , disitu
barulah kusadari sebuah kepastian tentang siapakah Pria ini dalam
hatiku.
Pria ini yang dalam kewibawaannya mampu
menghindarkan dirinya dari pertanyaan jebakan oleh para pemimpin agamaku
saat itu , pria ini pulalah yang dalam kebijaksanaannya mampu
membungkam para pemimpin pemimpin agamaku saat itu dengan “keadilan yang
Maha Tinggi” , bukankah tak ada pembatalan sebuah katapun dalam hukum
hukum yang tertulis dalam kitab kitab nabi musa ! tak ada peraturan yang
di langgar ataupun di rubah dengan jawaban tersebut , malah sebaliknya
jawaban tersebut justru menjadi sebuah yurisprudensi yang baru (yah
ibarat sebuah aturan tambahan yang menegaskan penerapan aturan aturan
sebelumnya secara praktek atas nama keadilan) , dan lihatlah faktanya
kemudian , bahwa tak ada seorangpun dari pemuka agamaku (hakim saat itu)
yang hadir berani menyatakan dirinya dalam keadaan tidak berdosa atau
suci saat itu, sehingga merasa layak untuk mulai menghukum diriku atas
nama hukum / Kitab nabi Musa. Lalu kemudian kudengar beliau berdiri .
suaranya yang lembut tapi tegas bertanya padaku ,
"Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" tanyanya kepadaku
Akupun menjawab "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Pria itu lagi:
"Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Diriku
orang yang nyata nyata telah tertangkap basah melakukan perzinahan
dengan suami orang , yang secara tertulis telah melanggar hukum , namun
ketika diperhadapkan pada keadilan yang Maha Tinggi, kemudian aku
didapati dan dipandang tidak berbeda dengan para hakimku yang juga tak
luput dari kekhilafan dan dosa (fakta tentang keadilan yang maha tinggi
adalah bahwa tidak ada dosa kecil maupun dosa besar, dosa adalah dosa
dan berujung pada maut sebagai hukumannya) , …... Saat itu juga
kedamaian di hatiku karena telah di bebaskan dari maut yang menghadang ,
kegirangan hatiku akan “kesempatan kedua” untuk memperbaiki hidupku
yang telah hancur dan rusak ini telah kudapatkan . dan tentulah yang
bisa melakukan ini hanyalah Tuhan seorang diri , tak mungkin ada seorang
manusia yang begitu berkuasanya mampu berdiri di atas kitab suci dan
mengadili sgala sesuatu nya dengan begitu adil selain Tuhan, Allah
pencipta langit dan bumi itu sendiri bukan !?. masih kudengar
selanjutnya terjadi percakapan diantara beliau dengan para pemuka agama
ku saat itu namun tak kusimak lagi … , tetapi ada satu pernyataan yang
masih ku ingat , pernyataan yang merupakan penegasan akan keberadaan
beliau di dunia saat itu , dan pernyataan itu takkan pernah kulupakan
karena pernyataan itu sekaligus merupakan kisah kedua dari hidupku.
“
. . . . , Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi
seorangpun, dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar,
sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang
mengutus Aku.dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua
orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga
Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku." ujar Pria itu kepada khayalak saat itu.
Oh
rasa terharu dan kebahagiaan yang tiada taranya memenuhi hatiku saat
itu , Dia menghapus semua masa gelap dan detik detik kelam yang telah
kulewati , bahkan membasuh semua rasa malu dan hina dari diriku ……. ,
Aku tak mau tahu siapa Pria itu menurut tanggapan kalian, atau apapun
pendapat kamu tentang Pria itu , apakah dia hanya salah seorang Nabi
atau seorang utusan maupun bukan , bagi ku PRIA itulah adalah sang JURU
SELAMAT ku , …. Dan menurutku bila para pemuka agamaku saat itu dapat
atau boleh dijadikan tolak ukur/jadi indikator atupun parameter dalam
penilaian, maka tentulah tak salah bila ku katakan bahwa Beliau (Pria
itu) adalah seorang yang BENAR , dan perkataannya adalah KEBENARAN . dan
bagi ku DIA adalah JALAN dan KEBENARAN atas hidupku.
Dan
di kesempatan lain yang berbeda di suatu tempat , Pria itu dalam
pengajarannya kepada pengikutnya (termasuk diriku , karena setelah
peristiwa di atas, akupun menjadi pengikutnya), untuk jangan menghakimi
sesama kita , dan menempatkan Allah pencipta langit dan bumi sebagai
Hakim karena “pembalasan” adalah hak Allah sendiri. serta ukuran
keadilan yang kita gunakan saat menghakimi sesama kita , akan digunakan
pula sebagai ukuran keadilan pada penghakiman diri kita sendiri.
Yah
dalam peristiwaku di atas para Pemimpin agamaku merasa bahwa diri
mereka adalah lebih benar soal kebenaran maupun keadilan terhadap
perbuatanku yang telah melanggar perintah Allah (kitab Taurat / Kitab
Musa) dan mereka merasa lebih paham tentang Allah pencipta langit dan
bumi daripada Pria yang telah merubah hidupku ,namun akhirnya di hadapan
semua orang mereka di hakimi dengan ukuran yang mereka pakai , dan
kemudian terbukti bahwa mereka juga adalah manusia yang Berdosa !!!.
Ps
: kisah peristiwa yang menimpaku ini tertuang/tercatat dalam kesaksian
murid beliau yang bernama yohanes , kesaksian tentang injil Kristus ,
atau yang anda kenal sekarang sebagai Injil Yohanes pasal delapan ayat
satu hingga ayat delapan belas. atau ke youtube dan search "Amazing
Love" by Hillsongs
Minggu, 25 Agustus 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar