Minggu, 25 Agustus 2013

“PRIA yang merubah hidupku” by: Maria Magdalena

Aku terlahir dengan nama Maria Magdalena , aku memang terbilang cantik di desa kelahiranku bethania, yang sekaligus jadi tempat tinggalku . desa ku terletak di pinggiran ibu kota negaraku ,yakni yerusalem . dalam era kehidupan di masa ku , para pemimpin agamaku adalah orang orang yang terhormat yang menjadi majelis hakim atas setiap perilaku penduduk dan masyarakat di negaraku . yah tentu semua peraturan dan perundangan yang berlaku adalah aturan kitab suci ku . Taurat dan zabur adalah kitab suci ku. Dan para pemuka agamaku adalah orang orang yang sepanjang hidupnya hanya mempelajari kitab kitab suci dan kitab kitab para nabi maupun kitab kitab tentang sejarah perjalanan bangsaku , bangsa Israel. Mereka inilah para hakim bagi bangsaku saat itu.

Sebenarnya tak ingin lagi aku mengingat bagaimana kecantikanku telah membawa diriku pada sebuah kehidupan yang aku sendiri tidak pernah bayangkan sebelumnya. Menjadi seorang wanita di negeriku memang merupakan warga kelas dua , bahkan kami dinyatakan tidak berhak atas warisan orang tua kami . hanya anak anak lelaki lah yang di hitung dan di banggakan di dalam keluarga dari bangsaku .meskipun kami adalah ibu dari anak anak para pria sebangsa ku. perjalanan hidupku yang lalu tak akan kuceritakan lagi , tapi kisah ku dengan seorang pria yang akhirnya menjadi tempatku berlindung . berlindung dari rasa tidak nyaman karena di usiaku yang masih melajang (baca: terancam tidak laku) ,maka meskipun suami orang, pria itu menjadi sandaran bagiku dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan hidupku.

Jujur saja kalau hanya untuk kebutuhan jasmani sih, sebenarnya aku masih sanggup tapi untuk kebutuhan bathin dan biologisku, aku tak sanggup mengadakannya seorang diri . demikianlah perjalanan hidup yang secara sembunyi sembunyi ini aku jalani bersama suami orang, pada awalnya terselubung rapi … , tapi ibarat pepatah serapat rapatnya menyembunyikan durian …, pada akhirnya baunya akan tercium juga. Sepandai pandai tupai melompat pada akhirnya jatuh juga. Masa itulah saat dimana semuanya tercium ,kelak menjadi awal / babakan baru bagi hidupku ,karena peristiwa itu telah mempertemukan aku dengan seorang pria yang merubah hidupku , pria inilah yang akan aku ceritakan bagaimana kisah nya .

Peristiwanya seperti ini , entah siapa yang lengah,aku atau kekasihku , pagi itu kami tertangkap basah sedang berselingkuh oleh orang orang di desa ku , yah kalau di jaman anda mungkin di kenal sebagai perangkat desa atau tokoh2 agama dan tokoh masyarakat . yah awalnya kupikir “sial benar nasibku hari itu” , karena sesuai adat istiadat di negaraku, maka akulah yang jadi sasaran kemarahan ,karena aku seorang gadis yang menggoda suami orang , sementara dia saat itu entah dimana akupun tak tahu lagi …, yang aku tahu ,saat itu aku di giring ke tengah tengah hiruk pikuk orang di tengah kota yang merupakan pusat keramaian di Yerusalem . Lalu iringan itu berhenti di sebuah gedung , gedung yang menjadi tempat seluruh bangsaku berbakti dan beribadah kepada Allahku , gedung yang kami sebut sebagai Bait Allah.

Tubuhku yang telah ku tutupi dengan pakaian serta dengan kerudungku menutupi wajahku kutahan dengan kedua tanganku dari tarikan orang orang yang ingin melihat wajahku , entah mereka hendak memastikan apakah aku seseorang yang mereka kenal atau entah apa sebenarnya maksud mereka ingin melihat wajahku tak kuperdulikan lagi , saat itu terasa olehku seperti dalam keadaan telanjang bulat , rasa malu dan hina memenuhi benakku , asam lambungku terasa di tenggorokanku merupakan efek depresi yang sangat berat , rasa mual dan jantungku yang berdegup kencang serta pikiranku yang pasrah pada nasib atas hukuman yang akan dikenakan padaku , yakni di rajam / dilempar dengan batu hingga mati . penyesalan akan semua perbuatanku saat itupun takkan mampu menolongku lagi.

Rasa penyesalan yang mendalam saat membayangkan betapa kagetnya keluargaku di rumah kelak, ketika mendengar apa yang menimpa diriku dan apa peristiwa yang menjadi penyebab perjalanan hidupku berakhir …………. Ah entahlah …….. , aku begitu bingung dan hanya mampu menatap tanah dari pekarangan gedung itu saat aku di serahkan kepada para pemimpin agama kami , sebegitu bingungnya hingga aku tidak memperhatikan lagi gunjingan / cemoohan orang orang yang ramai ketika mereka tau apa yang telah ku lakukan setelah bertanya dari orang orang yang menangkap basah perbuatanku.

Namun entah mengapa, sekonyong konyong suasana perlahan menjadi hening dan ku dengar suara lantang dari salah satu pemimpin pemimpin agama ku yang bertanya kepada seorang Pria . pada awalnya aku sudah tidak perduli lagi pada sekelilingku selain mengasihani diriku sendiri , bahkan air mata penyesalan ku pun seperti nya habis sudah dalam perjalan menuju kesini , tak ada guna membela diri lagi , akhirnya kupasrahkan pada nasib dengan penuh kecemasan dan ketakutan membayangkan saat saat ketika batu batu keras yang di lempar dengan kegeraman orang akan mengenai tubuhku yang cantik ini , hancur sudah semua harapku kala itu . tetapi karena kata kata dari pemimpin agamaku itulah, yang bertanya kepada pria tersebut sambil mereka mendorong tubuhku hingga aku tersungkur di tengah tengah kerumunan saat itu, yang membuat kepalaku yang tadinya tertunduk akhirnya kuberanikan diri untuk ku angkat, dan di balik kerudungku aku menoleh untuk melihat siapa gerangan si pria itu.

"Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" . sebuah pertanyaan lantang oleh pemimpin agamaku kepada pria itu.

hatiku bertanya tanya siapakah dia yang dipanggil Rabi (guru) oleh para pemimpin agama ku . adakah dia seorang nabi besar sekelas nabi musa yang diberikan kitab taurat ? atau Raja yang sekaligus nabi , Nabi Daud dengan Zaburnya ? . mengapa pula pemimpin agamaku menanyakan hal yang sudah jelas tercantum dalam hukum Taurat pada Pria ini ?, siapakah dia ? . kebingunganku terhapus saat ku melihat sosoknya , pria tersebut kemudian membungkuk dan hanya menuliskan sesuatu di tanah, yang dari tempatku tak bisa kubaca , dan bahkan beliaupun tak menjawab pertanyaan tersebut. Namun kewibawaannya dan wajahnya yang penuh belas kasihan . tak heran bila beliau di katakan guru, karena seumur hidupku baru kali ini aku melihat wajah seorang pria seperti itu. wajah yang memancarkan kelembutan dan ketegasan dari seorang Pria.

Pertanyaan diatas sempat di ulang ulang oleh para pemimpin agamaku kepada pria tersebut . seakan memaksa beliau untuk segera menjawab dan pertanyaan yang berulang itu kusadari seolah ingin menjebak beliau. Karena bukankah sudah tertulis apa yang harus di lakukan kepada seorang perempuan seperti aku yang kedapatan berzinah ! ,yah di lempar batu … dan tak ada gunanya bertanya pada pria ini , karena tak mungkin lah ada seorang manusia sekelas nabi Musa sekalipun yang sanggup / boleh meniadakan apa yang sudah tertulis dalam kitab itu bukan ?, sebenarnya tak terbersit harapan apapun atas sandiwara konyol dari pengadilan diriku saat ini ,malah perutku kurasa semakin mual karena bukannya aku langsung di vonis dan dihukum dan semuanya berakhir , malah sebaliknya aku masih di pajang di tengah kerumunan dan diriku serta perbuatanku di jadikan objek penelitian , diamati dan di pelajari bak sebuah studi kasus di hadapan umum .(uji publik)

Namun satu hal yang pasti … kala beliau membungkuk …aku dapat melihat dengan jelas wajah dan tangannya yang menuliskan sesuatu di tanah , ada perasaan yang tak kukenali saat melihat wajahnya … dan tak tahu aku harus menggambarkan apa yang kurasakan saat itu ,dan mungkin karena posisi ku tersungkur dan beliau membungkuk , situasi itu secara psikologis cukup menghiburku , mungkin aku ke-ge’er-an bila menganggap beliau membungkuk karena ingin membuat perasaanku lebih nyaman dalam keadaan seperti itu , entahlah, namun semua itu terhenti …. Ketika pria itu sambil berdiri menjawab pertanyaan para pemuka/pemimpin agamaku tadi , Suaranya begitu berwibawanya dan meski terdengar keras mengumandang di tengah kerumunan itu , suara itu juga dengan lembutnya menelusup ke setiap sanubari yang mendengarnya , bak pedang yang bermata dua yang memisahkan tulang dan sum sum , memisahkan akal pikiran dan perasaan manusia . memisahkan nalar dan emosi , norma dan nurani.

"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Ujarnya dengan lantang

lalu beliau membungkukkan diri lagi dan kembali menulis lagi di tanah , suasana hening dan senyap untuk beberapa saat lamanya …. aku membungkuk dan tertunduk karena malu dan perasaan hina dan rendah serta pasrah pada apa yang akan menimpa ku. saat itu ku pejamkan mata ku dan ibarat sedang mempersiapkan tubuhku untuk mulai menerima lemparan batu pada tubuhku , aku meringkuk di antara kedua pahaku melindungi kepalaku ……. , namun suasana hening dan tak ada satupun batu yang di lemparkan kepada tubuhku . lalu perlahan kudengar langkah berbalik menjauh dari setiap orang yang ada dalam kerumunan itu . mulai dari yang tertua dengan langkah yang berat dan sedikit terseok , hingga yang muda …. Dan akhirnya tinggal kami berdua , dan dalam keadaan membungkuk , disitu barulah kusadari sebuah kepastian tentang siapakah Pria ini dalam hatiku.

Pria ini yang dalam kewibawaannya mampu menghindarkan dirinya dari pertanyaan jebakan oleh para pemimpin agamaku saat itu , pria ini pulalah yang dalam kebijaksanaannya mampu membungkam para pemimpin pemimpin agamaku saat itu dengan “keadilan yang Maha Tinggi” , bukankah tak ada pembatalan sebuah katapun dalam hukum hukum yang tertulis dalam kitab kitab nabi musa ! tak ada peraturan yang di langgar ataupun di rubah dengan jawaban tersebut , malah sebaliknya jawaban tersebut justru menjadi sebuah yurisprudensi yang baru (yah ibarat sebuah aturan tambahan yang menegaskan penerapan aturan aturan sebelumnya secara praktek atas nama keadilan) , dan lihatlah faktanya kemudian , bahwa tak ada seorangpun dari pemuka agamaku (hakim saat itu) yang hadir berani menyatakan dirinya dalam keadaan tidak berdosa atau suci saat itu, sehingga merasa layak untuk mulai menghukum diriku atas nama hukum / Kitab nabi Musa. Lalu kemudian kudengar beliau berdiri . suaranya yang lembut tapi tegas bertanya padaku ,

"Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" tanyanya kepadaku

Akupun menjawab "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Pria itu lagi:

"Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Diriku orang yang nyata nyata telah tertangkap basah melakukan perzinahan dengan suami orang , yang secara tertulis telah melanggar hukum , namun ketika diperhadapkan pada keadilan yang Maha Tinggi, kemudian aku didapati dan dipandang tidak berbeda dengan para hakimku yang juga tak luput dari kekhilafan dan dosa (fakta tentang keadilan yang maha tinggi adalah bahwa tidak ada dosa kecil maupun dosa besar, dosa adalah dosa dan berujung pada maut sebagai hukumannya) , …... Saat itu juga kedamaian di hatiku karena telah di bebaskan dari maut yang menghadang , kegirangan hatiku akan “kesempatan kedua” untuk memperbaiki hidupku yang telah hancur dan rusak ini telah kudapatkan . dan tentulah yang bisa melakukan ini hanyalah Tuhan seorang diri , tak mungkin ada seorang manusia yang begitu berkuasanya mampu berdiri di atas kitab suci dan mengadili sgala sesuatu nya dengan begitu adil selain Tuhan, Allah pencipta langit dan bumi itu sendiri bukan !?. masih kudengar selanjutnya terjadi percakapan diantara beliau dengan para pemuka agama ku saat itu namun tak kusimak lagi … , tetapi ada satu pernyataan yang masih ku ingat , pernyataan yang merupakan penegasan akan keberadaan beliau di dunia saat itu , dan pernyataan itu takkan pernah kulupakan karena pernyataan itu sekaligus merupakan kisah kedua dari hidupku.

“ . . . . , Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorangpun, dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku." ujar Pria itu kepada khayalak saat itu.

Oh rasa terharu dan kebahagiaan yang tiada taranya memenuhi hatiku saat itu , Dia menghapus semua masa gelap dan detik detik kelam yang telah kulewati , bahkan membasuh semua rasa malu dan hina dari diriku ……. , Aku tak mau tahu siapa Pria itu menurut tanggapan kalian, atau apapun pendapat kamu tentang Pria itu , apakah dia hanya salah seorang Nabi atau seorang utusan maupun bukan , bagi ku PRIA itulah adalah sang JURU SELAMAT ku , …. Dan menurutku bila para pemuka agamaku saat itu dapat atau boleh dijadikan tolak ukur/jadi indikator atupun parameter dalam penilaian, maka tentulah tak salah bila ku katakan bahwa Beliau (Pria itu) adalah seorang yang BENAR , dan perkataannya adalah KEBENARAN . dan bagi ku DIA adalah JALAN dan KEBENARAN atas hidupku.

Dan di kesempatan lain yang berbeda di suatu tempat , Pria itu dalam pengajarannya kepada pengikutnya (termasuk diriku , karena setelah peristiwa di atas, akupun menjadi pengikutnya), untuk jangan menghakimi sesama kita , dan menempatkan Allah pencipta langit dan bumi sebagai Hakim karena “pembalasan” adalah hak Allah sendiri. serta ukuran keadilan yang kita gunakan saat menghakimi sesama kita , akan digunakan pula sebagai ukuran keadilan pada penghakiman diri kita sendiri.

Yah dalam peristiwaku di atas para Pemimpin agamaku merasa bahwa diri mereka adalah lebih benar soal kebenaran maupun keadilan terhadap perbuatanku yang telah melanggar perintah Allah (kitab Taurat / Kitab Musa) dan mereka merasa lebih paham tentang Allah pencipta langit dan bumi daripada Pria yang telah merubah hidupku ,namun akhirnya di hadapan semua orang mereka di hakimi dengan ukuran yang mereka pakai , dan kemudian terbukti bahwa mereka juga adalah manusia yang Berdosa !!!.

Ps : kisah peristiwa yang menimpaku ini tertuang/tercatat dalam kesaksian murid beliau yang bernama yohanes , kesaksian tentang injil Kristus , atau yang anda kenal sekarang sebagai Injil Yohanes pasal delapan ayat satu hingga ayat delapan belas. atau ke youtube dan search "Amazing Love" by Hillsongs

0 komentar:

Posting Komentar