1. Yesaya 14: 12
Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
2. Wahyu 22: 16
Aku,
Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang
semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu
keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.
Banyak para orang yang salah kaprah dalam memahami istilah “bintang timur” dalam Yesaya 14: 12 dan Wahyu 22: 16. Mereka berpendapat bahwa istilah “bintang timur” dalam Yesaya 14: 12 mengacu pada Lucifer
(berdasarkan terjemahan Vulgata [Alkitab bahasa Latin] dan Alkitab KJV)
sedangkan Wahyu 22: 16 menyatakan istilah “bintang timur” mengacu pada Yesus Kristus.
Lucifer disebut juga “Bintang Timur” dalam Yesaya 14, sedangkan Yesus
juga dapat dikatakan sebagai “bintang timur” dalam Wahyu 22.
Pertanyaannya adalah apakah Lucifer sama dengan Yesus atau Yesus sama
dengan Lucifer?
A. AMBISI SANG BINTANG TIMUR
Dalam Yesaya 14: 12, kita diperkenalkan dengan makhluk yang disebut Lucifer. Dalam akar bahasa latinnya, Lucifer berarti “ia yang membawa terang”. Dalam bahasa Ibrani, kata ini diterjemahkan sebagai “bintang fajar”. Dalam bahasa manapun, Lucifer digambarkan sebagai makhluk terang, bercahaya dan mulia.
Istilah “Bintang Timur” dalam Yesaya 14, diterjemahkan di beberapa versi Alkitab sebagai Lucifer (dalam Vulgata dan KJV); morning star (NIV); shining one (YLT); Heylel (Hebrew Names Version of the World English Bible); day-star (Jewish Publication society Tanakh); Heilel
(The Orthodox Jewish Bible). Namun apapun itu terjemahannya, kita
sepakat bahwa Lucifer digambarkan sebagai makhluk terang, bercahaya dan
mulia.
Dalam Yehezkiel 28: 11,
kita membaca bahwa Lucifer (yang digambarkan sebagai raja Tirus) adalah
gambaran kesempurnaan dari ciptaan Allah, penuh hikmat dan maha indah.
“Hai
anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan
katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Gambar dari
kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. Engkau di taman Eden,
yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah,
krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, kripsopras dan nefrit,
lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahanmu diperbuat dari emas
dan disediakan pada hari penciptaanmu.”
(Yehezkial 28: 12-13)
Sang Bintang Timur atau yang biasa disebut Lucifer adalah makhluk roh
yang sempurna, dia adalah malaikat yang indah dan menawan, Dalam Yehezkiel 28: 14,
Lucifer digambarkan sebagai “kerub yang berjaga”. Tampak bahwa Lucifer
telah menudungi dengan sayapnya tempat menifestasi kemuliaan Allah di
bait-Nya, sama seperti kerub di tabernakel Musa yang menudungi tutup
pendamaian dan tempat dimana kemuliaan Allah yang terlihat tampak. Ini
digambarkan dalam Keluaran 37: 9 “Kerub-kerub
itu mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sayap-sayapnya menudungi
tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada
tutup pendamaian itulah menghadap muka kerub-kerub itu.”
Sang Bintang Timur sangatlah sempurna namun ia menggunakan
kesempurnaannya itu bukan untuk memuliakan Allah, melainkan ia ingin
memuliakan dirinya sendiri sehingga ia ingin melebihi para malaikat yang
lainnya dan terus ke puncak hingga dapat menyamai Sang Pencipta.
Engkau
yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku
hendak mendirikan tahtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku
hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh disebelah utara. Aku hendak
naik mengatasi ketinggian awan-awan hendak menyamai Yang Maha Hinggi.
(Yesaya 14: 13-14)
Penghulu malaikat Lucifer atau sang Bintang Timur begitu cantik, indah
dan sempurna hingga ia menjadi sombong. Transisi dari penghulu malaikat
Lucifer kepada Iblis digenapi melalui kesombongannya. Lucifer selama itu
bertanggung jawab atas tempat kudus Allah di sorga. Ia yang bertanggung
jawab atas penyembahan. Ia adalah kerub yang menutupi tempat di mana
hadirat Allah bermanifestasi. Ia bertanggung jawab atas musik. Ia adalah
seorang artis. Ia sangat berhasil. Kemudian ia memberontak dan ia
jatuh. Kesombongan!
Dalam Lukas 14: 11, Yesus menyatakan prinsip ini dengan sangat jelas: “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Ini adalah prinsip yang mutlak. Tidak ada pengecualian! Jalan untuk
naik adalah turun. Itulah prinsip kerajaan Allah. Seperti dinyatakan
dalam Amsal 18:12, “Kerendahan hati mendahului kehormatan.”
Dalam bagian A ini kita dapat menari kesimpulan bahwa sebutan “Bintang Timur” dalam Yesaya 14: 12 merupakan nama oknum suatu malaikat [Lucifer adalah nama yang tepat!] yang ingin menyamai Yang Mahatinggi. Jadi intinya adalah Sang Bintang Timur adalah ciptaan dan ia bukanlah Yang Mahatinggi. Selanjutnya kita akan membahas secara singkat siapakah yang dimaksud dengan Yang Mahatinggi?
B. YANG MAHATINGGI
Dalam Perjanjian Lama, sebutan “Yang Mahatinggi” mengacu pada TUHAN Allah [YHWH Elohim]. Berikut ini adalah beberapa dari sekian banyak ayat yang menyatakan TUHAN Allah sebagai Yang Mahatinggi.
1. Bilangan 24: 16
Tutur kata orang yang mendengar firman Allah, dan yang beroleh pengenalan akan Yang Mahatinggi,…
2. Mazmur 47: 3
Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi.
3. 2 Samuel 22: 14
TUHAN mengguntur dari langit, Yang Mahatinggi memperdengarkan suara-Nya.
Dalam Perjanjian Baru, sebutan “Yang Mahatinggi” tidak hanya mengacu pada YHWH tetapi juga Yesus Kristus. Nama Yesus (Ibrani: Yehosua) berarti keselamatan itu adalah YHWH. Yesus disebut sebagai Anak Allah Yang Mahatinggi (Lukas 1: 32) dan Ia juga menyebut sebagai Yang Mahakuasa
(Wahyu 1: 8). Yesus memanggil YHWH Allah sebagai Bapa dan Ia juga
mengklaim bahwa diri-Nya dan Bapa adalah satu (Yoh. 10: 30, 17: 11 dan
22). Bahkan Yesus menyatakan bahwa Musa telah menulis tentang diri-Nya
(Yoh. 5: 46), Bukankah kita semua tahu bahwa kitab-kitab Musa
(Pentateukh) menceritakan tentang perbuatan-perbuatan dahsyat dan
penyertaan kasih TUHAN Allah atas suatu bangsa yang bernama Israel.
Jadi, Yesus adalah TUHAN Allah Yang Mahatinggi.
1. Lukas 1: 32
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.
2. Wahyu 1: 8
Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang. Yang Mahakuasa.
Dalam bagian B ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa sebutan “Yang Mahatinggi” dalam Yesaya 14: 12 merupakan sebutan untuk TUHAN Allah yang kita kenal dalam nama Yesus Kristus. Dengan kata lain “Yang Mahatinggi” adalah Sang Pencipta.
C. SANG BINTANG TIMUR (LUCIFER) VS YANG MAHATINGGI (YESUS)
Akhirnya kita mengetahui bahwa sebutan Bintang Timur dalam Yesaya 14:
12 tidak mengacu pada Yesus Kristus. Sebab Yesus adalah Yang Mahatinggi
[Sang Pencipta] sedangkan sang Bintang Timur (Lucifer) hanyalah ciptaan.
Lalu mengapa dalam Wahyu 22: 16, Yesus menyatakan dirinya sebagai
bintang timur yang gilang gemilang.
“Aku, Yesus,
telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini
kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.”(Wahyu 22: 16)
Kita perlu melihat dengan teliti bahwa sebutan Bintang Timur
dalam Yesaya 14 merupakan nama oknum suatu malaikat [Lucifer adalah
terjemahan yang tepat]. Lucifer bukanlah malaikat biasa, ia adalah
penghulu malaikat. Kata penghulu dalam akar bahasa Yunaninya, berarti
“memerintah”. Kata yang sama muncul dalam kata archbishop “uskup kepala”, uskup yang mengepalai uskup-uskup lainnya.
Jadi, penghulu malaikat adalah malaikat yang memerintah atas
malaikat-malaikat lainnya. Jadi, Lucifer adalah salah satu dari penghulu
malaikat utama, bersama-sama dengan Mikhael dan Gabriel. Akan tetapi,
sampai pada taraf tertentu, Lucifer membuat kesalahan yang berat. Ia
menjadi begitu terpaku dengan kemuliaannya sendiri sehingga ia mencoba
membuat dirinya menyamai Allah dan berbalik menjadi pemberontakan
menentang Pencipta-nya.
Bintang Timur dalam Yesaya 14: 12 adalah
nama yang cocok untuk menggambarkan seorang oknum yang memiliki otoritas
atas suatu wilayah kekuasaan tertentu. Sebagai contoh: Seseorang yang
memerintah [memiliki otoritas atas] negara republik Indonesia pasti
secara ketatanegaraan dipanggil sebagai presiden republik Indonesia.
Demikinan juga halnya seorang pejabat malaikat yang memerintah atau
memiliki otoritas atas suatu wilayah di surga yang bernama bintang timur
pasti secara resmi akan dipanggil sebagai Bintang Timur (dengan huruf
kapital).
Jadi, Bintang Timur adalah nama yang cocok bagi
seorang malaikat yang memiliki tahta di wilayah otoritasnya. Wilayah
kekuasaannya itu pastilah bernama bintang timur juga sesuai dengan nama
jabatan yang dimiliki penguasanya. Jadi tahta Lucifer pastilah bernama
bintang timur. Bukankah Lucifer berkata dalam hatinya “Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan tahtaku mengatasi bintang-bintang Allah” (Yesaya 14: 12).
Yesaya
menyatakan dengan tersirat bahwa Lucifer (yang namanya menjadi Iblis)
adalah penguasa Babel di alam roh dan beberapa abad kemudian, Yehezkiel
yang hidup sezaman dengan Daniel melaporkan juga bahwa Lucifer memiliki
otoritas atas Tirus. Oleh sebab itu, kita tidak usah heran apabila
Lucifer dijuluki sebagai raja Babel ataupun raja Tirus sebab bukankah
saat ia masih menjabat di surga memiliki nama yang sesuai dengan wilayah
kekuasaannya yaitu bintang timur.
Apabila kita membaca Daniel
10, kita akan mendapat beberapa informasi bahwa Iblis dan para
malaikatnya disebut juga sebagai “pemimpin kerajaan orang Persia” atau
“raja-raja orang Persia” dan “pemimpin orang Yunani”. Hal ini
mengindikasikan bahwa jabatan Lucifer setelah dibuang dari surga ke bumi
disamakan dengan nama bangsa-bangsa tertentu yang hidup dibumi, yaitu
bangsa-bangsa penyembah berhala. Hal ini sungguh masuk akal, bahwa
motivasi Lucifer adalah menjadi seperti Allah, yaitu untuk dipuja dan
disembah. Iblis dan para malaikatnya adalah makhluk roh yang mampu untuk
memiliki otoritas atas bangsa-bangsa kafir.
Mikhael (dalam
bahasa ibrani berarti “siapakah seperti Allah?”) adalah salah satu
penghulu malaikat seperti Lucifer (Iblis) dan Gabriel. Menurut Daniel
10, Mikhael adalah “Malaikat yang mewakili Israel”. Ia adalah malaikat
yang menjadi lawan utama Iblis.
Dalam Daniel 10: 13, kita membaca percakapan Gabriel kepada Daniel “Pemimpin
kerajaan Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku;
tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka,
datang menolong aku, dan aku meningggalkan ia disana berhadapan dengan
raja-raja orang Persia”. Peperangan rohani antara kuasa Allah dan
kuasa Iblis juga masih berlangsung hingga saat ini. Dalam Efesus 6:
11-12, rasul Paulus menegaskan bahwa orang Kristen terlibat dalam
peperangan roh ini. Orang Kristen jangan terlalu merasa nyaman dengan
berkat-berkat yang diberikan Allah sebab disamping itu ada tanggung
jawab ilahi yang harus kita lakukan.
Kenakanlah
seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan
tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukan melawan darah dan
daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa,
melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat
di udara.
(Efesus 6: 11-12)
Terpujilah Allah kita bahwa
Yesus Kristus telah melucuti pemerintah-pemerintah dan
penguasa-penguasa dan menjadikan tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas
mereka (Kolose 2: 15). Kuasa Iblis dan para malaikatnya telah
dipatahkan oleh darah Yesus, sekarang tugas kita adalah mengabarkan
panji kemenangan itu keseluruh dunia melalui doa dan pemberitaan firman
Tuhan. Doa orang percaya sangatlah besar kuasanya oleh sebab itu kita
jangan bosan-bosan untuk bersyafaat bagi bangsa-bangsa yang masih
tertutup terhadap terang Injil dan juga bagi orang-orang yang masih
terikat dengan Iblis sambil mengenakan iman kepada Yesus yang adalah
perisai yang kokoh untuk menangkal tipu muslihat Iblis dan firman Allah
sebagai pedang Roh. Jangan pernah berpikir bahwa Iblis tidak akan
mengganggu anda apabila anda tidak berurusan dengannya.
Sungguh
sangat keliru apabila kita menyangka bahwa Allah menciptakan Iblis dan
kerajaan kegelapan. Dalam 1 Yohanes 1: 5 disebutkan bahwa Allah adalah
terang dan didalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Lebih lagi dalam
Yakobus 1: 17, firman Allah mengatakan bahwa setiap pemberian yang baik
dan setiap anugerah yang sempurna datangnya dari atas, diturunkan dari
Bapa segala terang: Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena
pertukaran. Apabila Allah adalah terang bagaimana mungkin Dia
menciptakan kegelapan, apabila Allah adalah baik bagaimana mungkin Dia
merancangkan hal yang jahat.
Adakah sumber memancarkan air tawar
dan air pahit dari mata air yang sama? Saudara-saudaraku, adakah pohon
ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat
menghasilkan buah ara? Demikian mata air asin tidak dapat mengeluarkan
air tawar (Yakobus 3: 11-12). Nama Lucifer dari awalnya adalah nama yang
baik dan tepat untuk seorang pejabat malaikat yang memiliki otoritas
yang luar biasa, namun sayangnya kesombongan dan keegoisan menjadikan
Lucifer sebagai Iblis. Lucifer adalah nama yang indah sampai akhirnya
kesombongan membuat keindahan nama itu menjadi rusak. sang Bintang Timur
telah jatuh dari tahtanya.
Jasi kesimpulannya adalah sebutan
“Bintang Timur” dalam Yesaya 14:12 merupakan nama oknum malaikat
sedangkan sebutan “bintang timur” dalam Wahyu 2: 28, 22: 16 merupakan
nama suatu tahta.
1. Wahyu 2 : 26, 28
Dan
barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya,
kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa. dan kepadanya akan
Kukaruniakan bintang timur.
2. Wahyu 22: 16
Aku,
Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang
semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu
keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.
Kedua ayat diatas mengindikasikan bahwa setelah Yesus mengalahkan
kuasa Iblis atas maut, Yesus menggenapi nubuatan mengenai diri-Nya
sebagai Sang Tunas dan Ia memproklamirkan diri-Nya sebagai satu-satunya
penguasa resmi tahta bintang timur. Dalam Wahyu 22: 16, Yesus mengkalaim
diri-Nya sebagai tunas dari keturunan Daud, hal ini adalah penggenapan
nubuat nabi-nabi PL. Dalam Yeremia 23: 5; 33: 15, Allah befirman: “Aku
akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja
yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri.” Dalam Zakharia 3: 8, Allah berfirman: “…,sesungguhnya Aku akan mendatangkan hamba-Ku, yakni Sang Tunas.”
Dalam Zakharia 6: 12-13, Allah berfirman bahwa Sang Tunas akan
mendirikan bait TUHAN dan akan memerintah di atas tahtanya. Pernyataan
nubuat mengenai Yesus sebagai Sang Tunas juga kita dapat baca di Yesaya
11: 1, 10.
Allah tetap mengingat janji abadi yang pernah Ia
ikrarkan dengan raja Daud. Dalam 2 Samuel 7: 1-17, kita dapat mengetahui
bahwa Allah mengadakan dua jenis perjanjian. Pertama, perjanjian Allah untuk keluarga Daud, kedua,
perjanjian Allah untuk tahta kerajaan Daud. Yesus Kristus disebut Sang
Tunas atau tunas Daud, yang berarti bahwa Yesus datang ke bumi melalui
garis keturunan Daud. Dan Ia telah mengalahkan Iblis yang berkuasa atas
maut. Hal ini berarti bahwa melalui kebangkitan Yesus, tahta Daud akan
berdiri kokoh sampai selama-lamanya.
Tahta bintang timur yang
dahulu kepunyaan Lucifer kini telah direbut oleh Yesus Kristus yang
datang dari keturunan Daud. Dengan kata lain, tahta bintang timur kini
secara resmi telah memiliki pengertian lain, yaitu tahta Daud.
Jadi orang-orang yang percaya pada Yesus Kristus sebagai Allah
Yang Mahatinggi dan menyembah-Nya akan diberikan tahta bintang timur
yang dulunya pernah dijabat oleh Lucifer. Bahkan lebih daripada itu,
mereka akan diam bersama-sama Allah di dalam kerajaan-Nya untuk
selama-lamanya. Oleh karena kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, umat
manusia yang percaya kepada-Nya bukan hanya ditebus dari hukuman akhir
(neraka) tetapi mereka juga akan diam bersama-sama dengan Yang
Mahatinggi di dalam tahta kerajaan-Nya, yang tidak lain adalah tempat
yang dulu ingin dicapai oleh Lucifer.
“Lihatlah
kemah Allah ada ditengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama
mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak
akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau
dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu akan berlalu.”
(Wahyu 21: 3-4)
Saya tutup artikel ini dengan megutip perkataan Derek Prince:
“Karena
kesombongan telah menjadi akar dari pemberontakan Lucifer, respon Allah
adalah membuat ciptaan jenis lain - ciptaan yang ditakdirkan untuk
mengambil alih tempat Lucifer. Ciptaan baru yang Allah pikirkan untuk
tujuan ini adalah manusia atau dalam bahasa Ibraninya, ia disebut
“Adam”, camkanlah bahwa Adam adalah nama yang tepat dan juga nama bagi
ras kita. Nama ini diambil langsung dari kata Ibrani adamah, yang
berarti “bumi”. Ras Adam adalah ras bumi. Namun, pemwahyuan Kitab Suci
yang tersingkap membuat jelas bahwa Allah memiliki maksud bagi ras
Adam, suatu takdir yang lebih tinggi daripada para malaikat. Penting
untuk menyadari bahwa penciptaan Adam dan ras Adam adalah bagian dari
respon Allah terhadap pemberontakan Lucifer. Dalam pengertian tertentu,
ras baru ini dirancang untuk memenuhi takdir dari mana Lucifer telah
jatuh dan bahkan lebih tinggi dari itu. Inilah salah satu alasan utama
mengapa Lucifer (Iblis) menentang ras kita sebagai pihak yang akan
menggantikan dia dan masuk ke dalam takdir yang yang ia telah gagal
untuk raih.”
Sumber: http://faithbookz7.blogspot.com/
Minggu, 03 November 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar